Senin, 05 Januari 2009

"TIKUNGAN IBLIS" Teater Dinasti TIM JAKARTA 30 DESEMBER 2008

foto by : Team Kenduri Cinta(KC) jakarta

Jakarta - Perlu dekonstruksi pemikiran untuk bisa melihat secara lebih jernih tentang apa itu iblis. Mendengar kata iblis, konotasi yang pertama akan kita pikirkan pastilah suatu makhluk yang jahat. Jahatnya makhluk yang satu ini bukanlah karena dia senang melanggar perintah Allah, tetapi karena dia andal dalam memengaruhi manusia untuk melanggar perintah Allah.
Dalam pementasan drama berjudul Tikungan Iblis yang dimainkan Teater Dinasti di Graha Bhakti Budaya TIM Jakarta, Selasa (30/12), ada upaya mencoba memberikan sudut pandang yang lain tentang apa itu iblis.
"Perlu dekonstruksi pemikiran untuk bisa melihat tentang apa itu iblis," kata vokalis grup band Letto, Noe yang terlibat dalam penyusunan naskah drama Tikungan Iblis.
Bersama budayawan Emha Ainun Nadjib, Noe sampai melakukan penelitian tentang iblis. Berdasarkan tesis-tesis tentang iblis dari mereka berdualah maka kemudian tersusun naskah yang berhubungan dengan iblis untuk pementasan ini.
Namun, sebenarnya lakon berjudul Tikungan Iblis ini bukanlah semata-mata bercerita tentang iblis. "Lakonnya justru tentang Garuda, yang merupakan simbol bagi bangsa Indonesia," kata Toto Rahardjo, salah satu kontributor gagasan pementasan.
Garuda adalah simbol untuk suatu bangsa gagah perkasa, yang memimpin sepertiga dunia pada suatu masa sebelum Gajah Mada, bahkan mungkin jauh sebelum adanya Nabi Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad.














































Tidak ada komentar: